1. Jelaskan bagaimana cara pengamanan layanan telematika dilihat dari aspek jaringan komputernya baik yang menggunakan kabel maupun tanpa kabel (wireless)!
Pengamanan layanan telematika pada konfigurasi jaringan komputer yang
menggunakan kabel maupun tanpa kabel (wireless) dilakukan dengan
menggunakan ilmu kriptografi, yaitu kerahasiaan data dijamin dengan
melakukan enkripsi sehingga dapat memenuhi kebutuhan umum suatu
penyaluran informasi. Jaminan atas identitas dan keabsahan pihak-pihak
yang melakukan penyaluran informasi dilakukan dengan menggunakan
password atau sertifikat digital. Sedangkan keotentikan data penyaluran
informasi dapat dilakukan dengan tanda tangan digital. Penyaluran
informasi tersebut dapat dijadikan barang bukti yang tidak dapat
disangkal dengan memanfaatkan tanda tangan digital dan sertifikat
digital.
Keamanan sistem layanan telematika terletak pada kerahasiaan kunci
dan bukan pada kerahasiaan algoritma yang digunakan. Dalam kriptografi
dikenal dua jenis, yaitu symmetric cryptosystem dan assymmetric
cryptosystem. Dalam symmetric cryptosystem ini, kunci yang digunakan
untuk proses enkripsi dan dekripsi pada prinsipnya identik, tetapi satu
buah kunci dapat pula diturunkan dari kunci yang lainnya, sering disebut
sebagai secret-key ciphersystem (kunci-kunci ini harus dirahasiakan).
Contoh dari sistem ini adalah Data Encryption Standard (DES), Blowfish,
IDEA. Berikutnya pada assymmetric cryptosystem menggunakan dua buah
kunci. Satu kunci yang disebut kunci publik (public key) dapat
dipublikasikan, sedang kunci yang lain yang disebut kunci privat
(private key) harus dirahasiakan. Proses menggunakan sistem ini dapat
diterangkan secara sederhana sebagai berikut : bila A ingin mengirimkan
pesan kepada B, A dapat menyandikan pesannya dengan menggunakan kunci
publik B, dan bila B ingin membaca surat tersebut, ia perlu
mendekripsikan surat itu dengan kunci privatnya. Dengan demikian kedua
belah pihak dapat menjamin asal surat serta keaslian surat tersebut,
karena adanya mekanisme ini. Contoh sistem ini antara lain RSA Scheme
dan Merkle-Hellman Scheme.
2. Jelaskan motif-motif gangguan yang terjadi pada layanan telematika!
Jenis penyerangan pada protokol :
- Ciphertext-only attack.
Dalam penyerangan ini, seorang cryptanalyst memiliki ciphertext dari
sejumlah pesan yang seluruhnya telah dienkripsi menggunakan algoritma
yang sama.
- Known-plaintext attack.
Dalam tipe penyerangan ini, cryptanalyst memiliki akses tidak hanya
ke ciphertext sejumlah pesan, namun ia juga memiliki plaintext
pesan-pesan tersebut.
- Chosen-plaintext attack.
Pada penyerangan ini, cryptanalyst tidak hanya memiliki akses atas
ciphertext dan plaintext untuk beberapa pesan, tetapi ia juga dapat
memilih plaintext yang dienkripsi.
- Adaptive-chosen-plaintext attack.
Penyerangan tipe ini merupakan suatu kasus khusus chosen-plaintext
attack. Cryptanalyst tidak hanya dapat memilih plaintext yang
dienkripsi, ia pun memiliki kemampuan untuk memodifikasi pilihan
berdasarkan hasil enkripsi sebelumnya. Dalam chosen-plaintext attack,
cryptanalyst mungkin hanya dapat memiliki plaintext dalam suatu blok
besar untuk dienkripsi; dalam adaptive-chosen-plaintext attack ini ia
dapat memilih blok plaintext yang lebih kecil dan kemudian memilih yang
lain berdasarkan hasil yang pertama, proses ini dapat dilakukannya terus
menerus hingga ia dapat memperoleh seluruh informasi.
- Chosen-ciphertext attack.
Pada tipe ini, cryptanalyst dapat memilih ciphertext yang berbeda
untuk didekripsi dan memiliki akses atas plaintext yang didekripsi.
- Chosen-key attack.
Cryptanalyst pada tipe penyerangan ini memiliki pengetahuan tentang hubungan antara kunci-kunci yang berbeda.
- Rubber-hose cryptanalysis.
Pada tipe penyerangan ini, cryptanalyst mengancam, memeras, atau bahkan memaksa seseorang hingga mereka memberikan kuncinya.
Jenis penyerangan pada jalur komunikasi :
- Sniffing
Secara harafiah berarti mengendus, tentunya dalam hal ini yang
diendus adalah pesan (baik yang belum ataupun sudah dienkripsi) dalam
suatu saluran komunikasi. Hal ini umum terjadi pada saluran publik yang
tidak aman. Sang pengendus dapat merekam pembicaraan yang terjadi.
- Replay attack [DHMM 96]
Jika seseorang bisa merekam pesan-pesan handshake (persiapan
komunikasi), ia mungkin dapat mengulang pesan-pesan yang telah
direkamnya untuk menipu salah satu pihak.
- Spoofing [DHMM 96]
Penyerang – misalnya Maman – bisa menyamar menjadi Anto. Semua orang
dibuat percaya bahwa Maman adalah Anto. Penyerang berusaha meyakinkan
pihak-pihak lain bahwa tak ada salah dengan komunikasi yang dilakukan,
padahal komunikasi itu dilakukan dengan sang penipu/penyerang. Contohnya
jika orang memasukkan PIN ke dalam mesin ATM palsu – yang benar-benar
dibuat seperti ATM asli – tentu sang penipu bisa mendapatkan PIN-nya dan
copy pita magentik kartu ATM milik sang nasabah. Pihak bank tidak tahu
bahwa telah terjadi kejahatan.
- Man-in-the-middle [Schn 96]
Jika spoofing terkadang hanya menipu satu pihak, maka dalam skenario
ini, saat Anto hendak berkomunikasi dengan Badu, Maman di mata Anto
seolah-olah adalah Badu, dan Maman dapat pula menipu Badu sehingga Maman
seolah-olah adalah Anto. Maman dapat berkuasa penuh atas jalur
komunikas ini, dan bisa membuat berita fitnah.
Berdasarkan jenis-jenis penyerangan di atas, maka dapat diketahui
bahwa di dunia ini terdapat profesi Hacker dan Cracker. Hacker (White
Hat Hackers) adalah golongan orang-orang yang mempelajari, menganalisis,
memodifikasi, menerobos masuk ke dalam komputer dan jaringan komputer,
untuk membangun sistem komputer dan jaringan komputer menjadi lebih
baik. Sedangkan Cracker (Black Hat Hackers) adalah golongan orang-orang
yang mempelajari, menganalisis, memodifikasi, menerobos masuk ke dalam
komputer dan jaringan komputer, untuk merusak sistem komputer dan
jaringan komputer dengan motivasi memperoleh keuntungan, tantangan
maupun kriminal lainnya yang merugikan pihak tertentu (pemilik sistem),
Berikut etika hacker di dunia maya, antara lain :
- Di atas segalanya, hormati pengetahuan & kebebasan informasi.
- Memberitahukan sistem administrator akan adanya pelanggaran keamanan/lubang di keamanan yang anda lihat.
- Jangan mengambil keuntungan yang tidak fair dari hack.
- Tidak mendistribusikan dan mengumpulkan software bajakan.
- Tidak pernah mengambil risiko yang bodoh
- Selalu mengetahui kemampuan sendiri.
- Selalu bersedia untuk secara terbuka/bebas/gratis
memberitahukan dan mengajarkan berbagai informasi dan metode yang
diperoleh.
- Tidak pernah meng-hack sebuah sistem untuk mencuri uang.
- Tidak pernah memberikan akses ke seseorang yang akan membuat kerusakan.
- Tidak pernah secara sengaja menghapus & merusak file di komputer yang diretas.
- Hormati mesin yang diretas, dan perlakukan dia seperti mesin sendiri.
3. Jelaskan satu contoh metode pengamanan terhadap layanan telematika!
a. Substitusi
Salah satu contoh teknik ini adalah Caesar cipher. Langkah pertama
adalah membuat suatu tabel substitusi. Tabel substitusi dapat dibuat
sesuka hati, dengan catatan bahwa penerima pesan memiliki tabel yang
sama untuk keperluan dekripsi. Bila tabel substitusi dibuat secara acak,
akan semakin sulit pemecahan ciphertext oleh orang yang tidak berhak.
A-B-C-D-E-F-G-H-I-J-K-L-M-N-O-P-Q-R-S-T-U-V-W-X-Y-Z-1-2-3-4-5-6-7-8-9-0-.-,
B-F-1-K-Q-G-A-T-P-J-6-H-Y-D-2-X-5-M-V-7-C-8-4-I-9-N-R-E-U-3-L-S-W-,-.-O-Z-0
Tabel substitusi diatas dibuat secara acak. Dengan menggunakan tabel
tersebut, dari plaintext “5 teknik dasar kriptografi” dihasilkan
ciphertext “L 7Q6DP6 KBVBM 6MPX72AMBGP”. Dengan menggunakan tabel
substitusi yang sama secara dengan arah yang terbalik (reverse),
plaintext dapat diperoleh kembali dari ciphertext-nya.
b. Blocking
Sistem enkripsi terkadang membagi plaintext menjadi blok-blok yang
terdiri dari beberapa karakter yang kemudian dienkripsikan secara
independen. Plaintext yang dienkripsikan dengan menggunakan teknik
blocking adalah :
Dengan menggunakan enkripsi blocking dipilih jumlah lajur dan kolom
untuk penulisan pesan. Jumlah lajur atau kolom menjadi kunci bagi
kriptografi dengan teknik ini. Plaintext dituliskan secara vertikal ke
bawah berurutan pada lajur, dan dilanjutkan pada kolom berikutnya sampai
seluruhnya tertulis. Ciphertext-nya adalah hasil pembacaan plaintext
secara horizontal berurutan sesuai dengan blok-nya. Jadi ciphertext yang
dihasilkan dengan teknik ini adalah “5K G KRTDRAEAIFKSPINAT IRO”.
Plaintext dapat pula ditulis secara horizontal dan ciphertextnya adalah
hasil pembacaan secara vertikal.
c. Permutasi
Salah satu teknik enkripsi yang terpenting adalah permutasi atau
sering juga disebut transposisi. Teknik ini memindahkan atau merotasikan
karakter dengan aturan tertentu. Prinsipnya adalah berlawanan dengan
teknik substitusi. Dalam teknik substitusi, karakter berada pada posisi
yang tetap tapi identitasnya yang diacak. Pada teknik permutasi,
identitas karakternya tetap, namun posisinya yang diacak. Sebelum
dilakukan permutasi, umumnya plaintext terlebih dahulu dibagi menjadi
blok-blok dengan panjang yang sama.
d. Ekspansi
Suatu metode sederhana untuk mengacak pesan adalah dengan memelarkan
pesan itu dengan aturan tertentu. Salah satu contoh penggunaan teknik
ini adalah dengan meletakkan huruf konsonan atau bilangan ganjil yang
menjadi awal dari suatu kata di akhir kata itu dan menambahkan akhiran
“an”. Bila suatu kata dimulai dengan huruf vokal atau bilangan genap,
ditambahkan akhiran “i”. Proses enkripsi dengan cara ekspansi terhadap
plaintext terjadi sebagai berikut :
Ciphertextnya adalah “5AN EKNIKTAN ASARDAN RIPTOGRAFIKAN”. Aturan
ekspansi dapat dibuat lebih kompleks. Terkadang teknik ekspansi
digabungkan dengan teknik lainnya, karena teknik ini bila berdiri
sendiri terlalu mudah untuk dipecahkan.
e. Pemampatan (Compaction)
Mengurangi panjang pesan atau jumlah bloknya adalah cara lain untuk
menyembunyikan isi pesan. Contoh sederhana ini menggunakan cara
menghilangkan setiap karakter ke-tiga secara berurutan.
Karakter-karakter yang dihilangkan disatukan kembali dan disusulkan
sebagai “lampiran” dari pesan utama, dengan diawali oleh suatu karakter
khusus, dalam contoh ini digunakan “&”.
Aturan penghilangan karakter dan karakter khusus yang berfungsi
sebagai pemisah menjadi dasar untuk proses dekripsi ciphertext menjadi
plaintext kembali.
Dengan menggunakan kelima teknik dasar kriptografi diatas, dapat
diciptakan kombinasi teknik kriptografi yang amat banyak, dengan faktor
yang membatasi semata-mata hanyalah kreativitas dan imajinasi kita.
Walaupun sekilas terlihat sederhana, kombinasi teknik dasar kriptografi
dapat menghasilkan teknik kriptografi turunan yang cukup kompleks, dan
beberapa teknik dasar kriptografi masih digunakan dalam teknik
kriptografi modern.
Berikut beberapa solusi (metode) enkripsi modern :
1. Data Encryption Standard (DES)
standar bagi USA Government
didukung ANSI dan IETF
popular untuk metode secret key
terdiri dari : 40-bit, 56-bit dan 3×56-bit (Triple DES)
2. Advanced Encryption Standard (AES)
untuk menggantikan DES (launching akhir 2001)
menggunakan variable length block chipper
key length : 128-bit, 192-bit, 256-bit
dapat diterapkan untuk smart card.
3. Digital Certificate Server (DCS)
verifikasi untuk digital signature
autentikasi user
menggunakan public dan private key
contoh : Netscape Certificate Server
4. IP Security (IPSec)
enkripsi public/private key
dirancang oleh CISCO System
menggunakan DES 40-bit dan authentication
built-in pada produk CISCO
solusi tepat untuk Virtual Private Network (VPN) dan Remote Network Access
5. Kerberos
solusi untuk user authentication
dapat menangani multiple platform/system
free charge (open source)
IBM menyediakan versi komersial : Global Sign On (GSO)
6. Point to point Tunneling Protocol(PPTP), Layer Two Tunneling Protocol (L2TP)
dirancang oleh Microsoft
autentication berdasarkan PPP(Point to point protocol)
enkripsi berdasarkan algoritm Microsoft (tidak terbuka)
terintegrasi dengan NOS Microsoft (NT, 2000, XP)
7. Remote Access Dial-in User Service (RADIUS)
multiple remote access device menggunakan 1 database untuk authentication
didukung oleh 3com, CISCO, Ascend
tidak menggunakan encryption
8. RSA Encryption
dirancang oleh Rivest, Shamir, Adleman tahun 1977
standar de facto dalam enkripsi public/private key
didukung oleh Microsoft, apple, novell, sun, lotus
mendukung proses authentication
multi platform
9. Secure Hash Algoritm (SHA)
dirancang oleh National Institute of Standard and Technology (NIST) USA.
bagian dari standar DSS(Decision Support System) USA dan bekerja sama dengan DES untuk digital signature.
SHA-1 menyediakan 160-bit message digest
Versi : SHA-256, SHA-384, SHA-512 (terintegrasi dengan AES)
10. MD5
dirancang oleh Prof. Robert Rivest (RSA, MIT) tahun 1991
menghasilkan 128-bit digest.
cepat tapi kurang aman
11. Secure Shell (SSH)
digunakan untuk client side authentication antara 2 sistem
mendukung UNIX, windows, OS/2
melindungi telnet dan ftp (file transfer protocol)
12. Secure Socket Layer (SSL)
dirancang oleh Netscape
menyediakan enkripsi RSA pada layes session dari model OSI.
independen terhadap servise yang digunakan.
melindungi system secure web e-commerce
metode public/private key dan dapat melakukan authentication
terintegrasi dalam produk browser dan web server Netscape.
13. Security Token
aplikasi penyimpanan password dan data user di smart card
14. Simple Key Management for Internet Protocol
seperti SSL bekerja pada level session model OSI.
menghasilkan key yang static, mudah bobol.
Dan berikut beberapa aplikasi yang memerlukan enkripsi untuk pengamanan data atau komunikasi diantaranya adalah :
1. Jasa telekomunikasi
Enkripsi untuk mengamankan informasi konfidensial baik berupa suara,
data, maupun gambar yang akan dikirimkan ke lawan bicaranya.
Enkripsi pada transfer data untuk keperluan manajemen jaringan dan transfer on-line data billing.
Enkripsi untuk menjaga copyright dari informasi yang diberikan.
2. Militer dan pemerintahan
Enkripsi diantaranya digunakan dalam pengiriman pesan.
Menyimpan data-data rahasia militer dan kenegaraan dalam media penyimpanannya selalu dalam keaadan terenkripsi.
3. Data Perbankan
Informasi transfer uang antar bank harus selalu dalam keadaan terenkripsi
4. Data konfidensial perusahaan
Rencana strategis, formula-formula produk, database pelanggan/karyawan dan database operasional
pusat penyimpanan data perusahaan dapat diakses secara on-line.
Teknik enkripsi juga harus diterapkan untuk data konfidensial untuk
melindungi data dari pembacaan maupun perubahan secara tidak sah.
5. Pengamanan electronic mail
Mengamankan pada saat ditransmisikan maupun dalam media penyimpanan.
Aplikasi enkripsi telah dibuat khusus untuk mengamankan e-mail,
diantaranya PEM (Privacy Enhanced Mail) dan PGP (Pretty Good Privacy),
keduanya berbasis DES dan RSA.
6. Kartu Plastik
Enkripsi pada SIM Card, kartu telepon umum, kartu langganan TV kabel,
kartu kontrol akses ruangan dan komputer, kartu kredit, kartu ATM,
kartu pemeriksaan medis, dll
Enkripsi teknologi penyimpanan data secara magnetic, optik, maupun chip.
Sumber:
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2013/01/tugas-3-pengantar-telematika-5/
Recent Posts
Pentingnya Manajemen Kontrol Keamanan pada Sistem
Informasi
adalah salah suatu asset penting dan sangat berharga bagi kelangsungan hidup
bisnis dan disajikan dalam berbagai format berupa : catatan, lisan, elektronik,
pos, dan audio visual. Oleh karena itu, manajemen informasi penting bagi
meningkatkan kesuksusesan yang kompetitif dalam semua sektor ekonomi. Tujuan
manajemen informasi adalah untuk melindungi kerahasiaan, integritas dan
ketersediaan informasi. Dengan tumbuhnya berbagai penipuan, spionase, virus,
dan hackers sudah mengancam informasi bisnis manajemen oleh karena meningkatnya
keterbukaan informasi dan lebih sedikit kendali/control yang dilakukan melalui
teknologi informasi modern. Sebagai konsekuensinya , meningkatkan harapan dari
para manajer bisnis, mitra usaha, auditor,dan stakeholders lainnya menuntut
adanya manajemen informasi yang efektif untuk memastikan informasi yang
menjamin kesinambungan bisnis dan meminimise kerusakan bisnis dengan pencegahan
dan memimise dampak peristiwa keamanan.
Keamanan
Informasi adalah suatu upaya untuk mengamankan aset informasi yang dimiliki.
Kebanyakan orang mungkin akan bertanya, mengapa “keamanan informasi” dan bukan
“keamanan teknologi informasi” atau IT Security. Kedua istilah ini sebenarnya
sangat terkait, namun mengacu pada dua hal yang sama sekali berbeda. “Keamanan
Teknologi Informasi” atau IT Security mengacu pada usaha-usaha mengamankan
infrastruktur teknologi informasi dari gangguan-gangguan berupa akses terlarang
serta utilisasi jaringan yang tidak diizinkan. Berbeda dengan “keamanan
informasi” yang fokusnya justru pada data dan informasi milik perusahaan Pada
konsep ini, usaha-usaha yang dilakukan adalah merencanakan, mengembangkan serta
mengawasi semua kegiatan yang terkait dengan bagaimana data dan informasi
bisnis dapat digunakan serta diutilisasi sesuai dengan fungsinya serta tidak
disalahgunakan atau bahkan dibocorkan ke pihak-pihak yang tidak berkepentingan.
eamanan informasi terdiri dari perlindungan terhadap aspek-aspek berikut:
Sumber:
http://marinnrin.wordpress.com/2012/11/20/pentingnya-manajemen-kontrol-keamanan- pada-sistem/
http://punyafadly.blogspot.com/2012/11/pentingnya-manajemen-kontrol-keamanan.html
- Confidentiality (kerahasiaan) aspek yang menjamin kerahasiaan data atau informasi, memastikan bahwa informasi hanya dapat diakses oleh orang yang berwenang dan menjamin kerahasiaan data yang dikirim, diterima dan disimpan.
- Integrity (integritas) aspek yang menjamin bahwa data tidak dirubah tanpa ada ijin fihak yang berwenang (authorized), menjaga keakuratan dan keutuhan informasi serta metode prosesnya untuk menjamin aspek integrity ini.
- Availability (ketersediaan) aspek yang menjamin bahwa data akan tersedia saat dibutuhkan, memastikan user yang berhak dapat menggunakan informasi dan perangkat terkait (aset yang berhubungan bilamana diperlukan).
Keamanan informasi diperoleh dengan
mengimplementasi seperangkat alat kontrol yang layak, yang dapat berupa
kebijakan-kebijakan, praktek-praktek, prosedur-prosedur,
struktur-struktur organisasi dan piranti lunak.
Informasi yang merupakan aset harus dilindungi keamanannya. Keamanan, secara umum diartikan sebagai “quality or state of being secure-to be free from danger”.
Untuk menjadi aman adalah dengan cara dilindungi dari musuh dan bahaya.
Keamanan bisa dicapai dengan beberapa strategi yang biasa dilakukan
secara simultan atau digunakan dalam kombinasi satu dengan yang lainnya.
Strategi keamanan informasi memiliki fokus dan dibangun pada
masing-masing ke-khusus-annya. Contoh dari tinjauan keamanan informasi
adalah:
- Physical Security yang memfokuskan strategi untuk mengamankan pekerja atau anggota organisasi, aset fisik, dan tempat kerja dari berbagai ancaman meliputi bahaya kebakaran, akses tanpa otorisasi, dan bencana alam.
- Personal Security yang overlap dengan ‘phisycal security’ dalam melindungi orang-orang dalam organisasi.
- Operation Security yang memfokuskan strategi untuk mengamankan kemampuan organisasi atau perusahaan untuk bekerja tanpa gangguan.
- Communications Security yang bertujuan mengamankan media komunikasi, teknologi komunikasi dan isinya, serta kemampuan untuk memanfaatkan alat ini untuk mencapai tujuan organisasi.
- Network Security yang memfokuskan pada pengamanan peralatan jaringan data organisasi, jaringannya dan isinya, serta kemampuan untuk menggunakan jaringan tersebut dalam memenuhi fungsi komunikasi data organisasi.
Sumber:
http://marinnrin.wordpress.com/2012/11/20/pentingnya-manajemen-kontrol-keamanan- pada-sistem/
http://punyafadly.blogspot.com/2012/11/pentingnya-manajemen-kontrol-keamanan.html