Recent Posts

Tugas 3 Pengantar telematika

1. Jelaskan bagaimana cara pengamanan layanan telematika dilihat dari aspek jaringan komputernya baik yang menggunakan kabel maupun tanpa kabel (wireless)!

Pengamanan layanan telematika pada konfigurasi jaringan komputer yang menggunakan kabel maupun tanpa kabel (wireless) dilakukan dengan menggunakan ilmu kriptografi, yaitu kerahasiaan data dijamin dengan melakukan enkripsi sehingga dapat memenuhi kebutuhan umum suatu penyaluran informasi.  Jaminan atas identitas dan keabsahan pihak-pihak yang melakukan penyaluran informasi dilakukan dengan menggunakan password atau sertifikat digital. Sedangkan keotentikan data penyaluran informasi dapat dilakukan dengan tanda tangan digital. Penyaluran informasi tersebut dapat dijadikan barang bukti yang tidak dapat disangkal dengan memanfaatkan tanda tangan digital dan sertifikat digital.
Keamanan sistem layanan telematika terletak pada kerahasiaan kunci dan bukan pada kerahasiaan algoritma yang digunakan. Dalam kriptografi dikenal dua jenis, yaitu symmetric cryptosystem dan assymmetric cryptosystem. Dalam symmetric cryptosystem ini, kunci yang digunakan untuk proses enkripsi dan dekripsi pada prinsipnya identik, tetapi satu buah kunci dapat pula diturunkan dari kunci yang lainnya, sering disebut sebagai secret-key ciphersystem (kunci-kunci ini harus dirahasiakan). Contoh dari sistem ini adalah Data Encryption Standard (DES), Blowfish, IDEA. Berikutnya pada assymmetric cryptosystem menggunakan dua buah kunci. Satu kunci yang disebut kunci publik (public key) dapat dipublikasikan, sedang kunci yang lain yang disebut kunci privat (private key) harus dirahasiakan. Proses menggunakan sistem ini dapat diterangkan secara sederhana sebagai berikut : bila A ingin mengirimkan pesan kepada B, A dapat menyandikan pesannya dengan menggunakan kunci publik B, dan bila B ingin membaca surat tersebut, ia perlu mendekripsikan surat itu dengan kunci privatnya. Dengan demikian kedua belah pihak dapat menjamin asal surat serta keaslian surat tersebut, karena adanya mekanisme ini. Contoh sistem ini antara lain RSA Scheme dan Merkle-Hellman Scheme.

2. Jelaskan motif-motif gangguan yang terjadi pada layanan telematika!

Jenis penyerangan pada protokol :
-      Ciphertext-only attack.
Dalam penyerangan ini, seorang cryptanalyst memiliki ciphertext dari sejumlah pesan yang seluruhnya telah dienkripsi menggunakan algoritma yang sama.
-      Known-plaintext attack.
Dalam tipe penyerangan ini, cryptanalyst memiliki akses tidak hanya ke ciphertext sejumlah pesan, namun ia juga memiliki plaintext pesan-pesan tersebut.
-      Chosen-plaintext attack.
Pada penyerangan ini, cryptanalyst tidak hanya memiliki akses atas ciphertext dan plaintext untuk beberapa pesan, tetapi ia juga dapat memilih plaintext yang dienkripsi.
-      Adaptive-chosen-plaintext attack.
Penyerangan tipe ini merupakan suatu kasus khusus chosen-plaintext attack. Cryptanalyst tidak hanya dapat memilih plaintext yang dienkripsi, ia pun memiliki kemampuan untuk memodifikasi pilihan berdasarkan hasil enkripsi sebelumnya. Dalam chosen-plaintext attack, cryptanalyst mungkin hanya dapat memiliki plaintext dalam suatu blok besar untuk dienkripsi; dalam adaptive-chosen-plaintext attack ini ia dapat memilih blok plaintext yang lebih kecil dan kemudian memilih yang lain berdasarkan hasil yang pertama, proses ini dapat dilakukannya terus menerus hingga ia dapat memperoleh seluruh informasi.

-      Chosen-ciphertext attack.
Pada tipe ini, cryptanalyst dapat memilih ciphertext yang berbeda untuk didekripsi dan memiliki akses atas plaintext yang didekripsi.
-      Chosen-key attack.
Cryptanalyst pada tipe penyerangan ini memiliki pengetahuan tentang hubungan antara kunci-kunci yang berbeda.
-      Rubber-hose cryptanalysis.
Pada tipe penyerangan ini, cryptanalyst mengancam, memeras, atau bahkan memaksa seseorang hingga mereka memberikan kuncinya.

Jenis penyerangan pada jalur komunikasi :
-      Sniffing
Secara harafiah berarti mengendus, tentunya dalam hal ini yang diendus adalah pesan (baik yang belum ataupun sudah dienkripsi) dalam suatu saluran komunikasi. Hal ini umum terjadi pada saluran publik yang tidak aman. Sang pengendus dapat merekam pembicaraan yang terjadi.
-      Replay attack [DHMM 96]
Jika seseorang bisa merekam pesan-pesan handshake (persiapan komunikasi), ia mungkin dapat mengulang pesan-pesan yang telah direkamnya untuk menipu salah satu pihak.
-      Spoofing [DHMM 96]
Penyerang – misalnya Maman – bisa menyamar menjadi Anto. Semua orang dibuat percaya bahwa Maman adalah Anto. Penyerang berusaha meyakinkan pihak-pihak lain bahwa tak ada salah dengan komunikasi yang dilakukan, padahal komunikasi itu dilakukan dengan sang penipu/penyerang. Contohnya jika orang memasukkan PIN ke dalam mesin ATM palsu – yang benar-benar dibuat seperti ATM asli – tentu sang penipu bisa mendapatkan PIN-nya dan copy pita magentik kartu ATM milik sang nasabah. Pihak bank tidak tahu bahwa telah terjadi kejahatan.
-      Man-in-the-middle [Schn 96]
Jika spoofing terkadang hanya menipu satu pihak, maka dalam skenario ini, saat Anto hendak berkomunikasi dengan Badu, Maman di mata Anto seolah-olah adalah Badu, dan Maman dapat pula menipu Badu sehingga Maman seolah-olah adalah Anto. Maman dapat berkuasa penuh atas jalur komunikas ini, dan bisa membuat berita fitnah.
Berdasarkan jenis-jenis penyerangan di atas, maka dapat diketahui bahwa di dunia ini terdapat profesi Hacker dan Cracker. Hacker (White Hat Hackers) adalah golongan orang-orang yang mempelajari, menganalisis, memodifikasi, menerobos masuk ke dalam komputer dan jaringan komputer, untuk membangun sistem komputer dan jaringan komputer menjadi lebih baik. Sedangkan Cracker (Black Hat Hackers) adalah golongan orang-orang yang mempelajari, menganalisis, memodifikasi, menerobos masuk ke dalam komputer dan jaringan komputer, untuk merusak sistem komputer dan jaringan komputer dengan motivasi memperoleh keuntungan, tantangan maupun kriminal lainnya yang merugikan pihak tertentu (pemilik sistem),

Berikut etika hacker di dunia maya, antara lain :
-      Di atas segalanya, hormati pengetahuan & kebebasan informasi.
-      Memberitahukan sistem administrator akan adanya pelanggaran keamanan/lubang di keamanan yang anda lihat.
-      Jangan mengambil keuntungan yang tidak fair dari hack.
-      Tidak mendistribusikan dan mengumpulkan software bajakan.
-      Tidak pernah mengambil risiko yang bodoh
-      Selalu mengetahui kemampuan sendiri.
-      Selalu bersedia untuk secara terbuka/bebas/gratis memberitahukan dan mengajarkan berbagai informasi dan metode yang diperoleh.
-      Tidak pernah meng-hack sebuah sistem untuk mencuri uang.
-      Tidak pernah memberikan akses ke seseorang yang akan membuat kerusakan.
-      Tidak pernah secara sengaja menghapus & merusak file di komputer yang diretas.
-      Hormati mesin yang diretas, dan perlakukan dia seperti mesin sendiri.





3. Jelaskan satu contoh metode pengamanan terhadap layanan telematika!

a. Substitusi
Salah satu contoh teknik ini adalah Caesar cipher. Langkah pertama adalah membuat suatu tabel substitusi. Tabel substitusi dapat dibuat sesuka hati, dengan catatan bahwa penerima pesan memiliki tabel yang sama untuk keperluan dekripsi. Bila tabel substitusi dibuat secara acak, akan semakin sulit pemecahan ciphertext oleh orang yang tidak berhak.
A-B-C-D-E-F-G-H-I-J-K-L-M-N-O-P-Q-R-S-T-U-V-W-X-Y-Z-1-2-3-4-5-6-7-8-9-0-.-,
B-F-1-K-Q-G-A-T-P-J-6-H-Y-D-2-X-5-M-V-7-C-8-4-I-9-N-R-E-U-3-L-S-W-,-.-O-Z-0
Tabel substitusi diatas dibuat secara acak. Dengan menggunakan tabel tersebut, dari plaintext “5 teknik dasar kriptografi” dihasilkan ciphertext “L 7Q6DP6 KBVBM 6MPX72AMBGP”. Dengan menggunakan tabel substitusi yang sama secara dengan arah yang terbalik (reverse), plaintext dapat diperoleh kembali dari ciphertext-nya.

b. Blocking
Sistem enkripsi terkadang membagi plaintext menjadi blok-blok yang terdiri dari beberapa karakter yang kemudian dienkripsikan secara independen. Plaintext yang dienkripsikan dengan menggunakan teknik blocking adalah :
Dengan menggunakan enkripsi blocking dipilih jumlah lajur dan kolom untuk penulisan pesan. Jumlah lajur atau kolom menjadi kunci bagi kriptografi dengan teknik ini. Plaintext dituliskan secara vertikal ke bawah berurutan pada lajur, dan dilanjutkan pada kolom berikutnya sampai seluruhnya tertulis. Ciphertext-nya adalah hasil pembacaan plaintext secara horizontal berurutan sesuai dengan blok-nya. Jadi ciphertext yang dihasilkan dengan teknik ini adalah “5K G KRTDRAEAIFKSPINAT IRO”. Plaintext dapat pula ditulis secara horizontal dan ciphertextnya adalah hasil pembacaan secara vertikal.

c. Permutasi
Salah satu teknik enkripsi yang terpenting adalah permutasi atau sering juga disebut transposisi. Teknik ini memindahkan atau merotasikan karakter dengan aturan tertentu. Prinsipnya adalah berlawanan dengan teknik substitusi. Dalam teknik substitusi, karakter berada pada posisi yang tetap tapi identitasnya yang diacak. Pada teknik permutasi, identitas karakternya tetap, namun posisinya yang diacak. Sebelum dilakukan permutasi, umumnya plaintext terlebih dahulu dibagi menjadi blok-blok dengan panjang yang sama.

d. Ekspansi
Suatu metode sederhana untuk mengacak pesan adalah dengan memelarkan pesan itu dengan aturan tertentu. Salah satu contoh penggunaan teknik ini adalah dengan meletakkan huruf konsonan atau bilangan ganjil yang menjadi awal dari suatu kata di akhir kata itu dan menambahkan akhiran “an”. Bila suatu kata dimulai dengan huruf vokal atau bilangan genap, ditambahkan akhiran “i”. Proses enkripsi dengan cara ekspansi terhadap plaintext terjadi sebagai berikut :
Ciphertextnya adalah “5AN EKNIKTAN ASARDAN RIPTOGRAFIKAN”. Aturan ekspansi dapat dibuat lebih kompleks. Terkadang teknik ekspansi digabungkan dengan teknik lainnya, karena teknik ini bila berdiri sendiri terlalu mudah untuk dipecahkan.

e. Pemampatan (Compaction)
Mengurangi panjang pesan atau jumlah bloknya adalah cara lain untuk menyembunyikan isi pesan. Contoh sederhana ini menggunakan cara menghilangkan setiap karakter ke-tiga secara berurutan. Karakter-karakter yang dihilangkan disatukan kembali dan disusulkan sebagai “lampiran” dari pesan utama, dengan diawali oleh suatu karakter khusus, dalam contoh ini digunakan “&”.
Aturan penghilangan karakter dan karakter khusus yang berfungsi sebagai pemisah menjadi dasar untuk proses dekripsi ciphertext menjadi plaintext kembali.
Dengan menggunakan kelima teknik dasar kriptografi diatas, dapat diciptakan kombinasi teknik kriptografi yang amat banyak, dengan faktor yang membatasi semata-mata hanyalah kreativitas dan imajinasi kita. Walaupun sekilas terlihat sederhana, kombinasi teknik dasar kriptografi dapat menghasilkan teknik kriptografi turunan yang cukup kompleks, dan beberapa teknik dasar kriptografi masih digunakan dalam teknik kriptografi modern.

Berikut beberapa solusi (metode) enkripsi modern :
1. Data Encryption Standard (DES)
standar bagi USA Government
didukung ANSI dan IETF
popular  untuk metode secret key
terdiri dari : 40-bit, 56-bit dan 3×56-bit (Triple DES)

2. Advanced Encryption Standard (AES)
untuk menggantikan DES (launching akhir 2001)
menggunakan variable length block chipper
key length : 128-bit, 192-bit, 256-bit
dapat diterapkan untuk smart card.

3. Digital Certificate Server (DCS)
verifikasi untuk digital signature
autentikasi user
menggunakan public dan private key
contoh : Netscape Certificate Server

4. IP Security (IPSec)
enkripsi public/private key
dirancang oleh CISCO System
menggunakan DES 40-bit dan authentication
built-in pada produk CISCO
solusi tepat untuk Virtual Private Network (VPN) dan Remote Network Access

5. Kerberos
solusi untuk user authentication
dapat menangani multiple platform/system
free charge (open source)
IBM menyediakan versi komersial : Global Sign On (GSO)

6. Point to point Tunneling Protocol(PPTP), Layer Two Tunneling Protocol (L2TP)
dirancang oleh Microsoft
autentication berdasarkan PPP(Point to point protocol)
enkripsi berdasarkan algoritm Microsoft (tidak terbuka)
terintegrasi dengan NOS Microsoft (NT, 2000, XP)

7. Remote Access Dial-in User Service (RADIUS)
multiple remote access device menggunakan 1 database untuk authentication
didukung oleh 3com, CISCO, Ascend
tidak menggunakan encryption

8. RSA Encryption
dirancang oleh Rivest, Shamir, Adleman tahun 1977
standar de facto dalam enkripsi public/private key
didukung oleh Microsoft, apple, novell, sun, lotus
mendukung proses authentication
multi platform

9.  Secure Hash Algoritm (SHA)
dirancang oleh National Institute of Standard and Technology (NIST) USA.
bagian dari standar DSS(Decision Support System) USA dan bekerja sama dengan DES untuk digital signature.
SHA-1 menyediakan 160-bit message digest
Versi : SHA-256, SHA-384, SHA-512 (terintegrasi dengan AES)

10. MD5
dirancang oleh Prof. Robert Rivest (RSA, MIT) tahun 1991
menghasilkan 128-bit digest.
cepat tapi kurang aman

11. Secure Shell (SSH)
digunakan untuk client side authentication antara 2 sistem
mendukung UNIX, windows, OS/2
melindungi telnet dan ftp (file transfer protocol)

12. Secure Socket Layer (SSL)
dirancang oleh Netscape
menyediakan enkripsi RSA pada layes session dari model OSI.
independen terhadap servise yang digunakan.
melindungi system secure web e-commerce
metode public/private key dan dapat melakukan authentication
terintegrasi dalam produk browser dan web server Netscape.

13. Security Token
aplikasi penyimpanan password dan data user di smart card

14. Simple Key Management for Internet Protocol
seperti SSL bekerja pada level session model OSI.
menghasilkan key yang static, mudah bobol.
Dan berikut beberapa aplikasi yang memerlukan enkripsi untuk pengamanan data atau komunikasi diantaranya adalah :
1. Jasa telekomunikasi
Enkripsi untuk mengamankan informasi konfidensial baik berupa suara, data, maupun gambar yang akan dikirimkan ke lawan bicaranya.
Enkripsi pada transfer data untuk keperluan manajemen jaringan dan transfer on-line data billing.
Enkripsi untuk menjaga copyright dari informasi yang diberikan.

2. Militer dan pemerintahan
Enkripsi diantaranya digunakan dalam pengiriman pesan.
Menyimpan data-data rahasia militer dan kenegaraan dalam media penyimpanannya selalu dalam keaadan terenkripsi.

3. Data Perbankan
Informasi transfer uang antar bank harus selalu dalam keadaan terenkripsi

4. Data konfidensial perusahaan
Rencana strategis, formula-formula produk, database pelanggan/karyawan dan database operasional
pusat penyimpanan data perusahaan dapat diakses secara on-line.
Teknik enkripsi juga harus diterapkan untuk data konfidensial untuk melindungi data dari pembacaan maupun perubahan secara tidak sah.

5. Pengamanan electronic mail
Mengamankan pada saat ditransmisikan maupun dalam media penyimpanan.
Aplikasi enkripsi telah dibuat khusus untuk mengamankan e-mail, diantaranya PEM (Privacy Enhanced Mail) dan PGP (Pretty Good Privacy), keduanya berbasis DES dan RSA.

6. Kartu Plastik
Enkripsi pada SIM Card, kartu telepon umum, kartu langganan TV kabel, kartu kontrol akses ruangan dan komputer, kartu kredit, kartu ATM, kartu pemeriksaan medis, dll
Enkripsi  teknologi penyimpanan data secara magnetic, optik, maupun chip.

Sumber:
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2013/01/tugas-3-pengantar-telematika-5/

Pentingnya Manajemen Kontrol Keamanan pada Sistem

 
Informasi adalah salah suatu asset penting dan sangat berharga bagi kelangsungan hidup bisnis dan disajikan dalam berbagai format berupa : catatan, lisan, elektronik, pos, dan audio visual. Oleh karena itu, manajemen informasi penting bagi meningkatkan kesuksusesan yang kompetitif dalam semua sektor ekonomi. Tujuan manajemen informasi adalah untuk melindungi kerahasiaan, integritas dan ketersediaan informasi. Dengan tumbuhnya berbagai penipuan, spionase, virus, dan hackers sudah mengancam informasi bisnis manajemen oleh karena meningkatnya keterbukaan informasi dan lebih sedikit kendali/control yang dilakukan melalui teknologi informasi modern. Sebagai konsekuensinya , meningkatkan harapan dari para manajer bisnis, mitra usaha, auditor,dan stakeholders lainnya menuntut adanya manajemen informasi yang efektif untuk memastikan informasi yang menjamin kesinambungan bisnis dan meminimise kerusakan bisnis dengan pencegahan dan memimise dampak peristiwa keamanan.
Keamanan Informasi adalah suatu upaya untuk mengamankan aset informasi yang dimiliki. Kebanyakan orang mungkin akan bertanya, mengapa “keamanan informasi” dan bukan “keamanan teknologi informasi” atau IT Security. Kedua istilah ini sebenarnya sangat terkait, namun mengacu pada dua hal yang sama sekali berbeda. “Keamanan Teknologi Informasi” atau IT Security mengacu pada usaha-usaha mengamankan infrastruktur teknologi informasi dari gangguan-gangguan berupa akses terlarang serta utilisasi jaringan yang tidak diizinkan. Berbeda dengan “keamanan informasi” yang fokusnya justru pada data dan informasi milik perusahaan Pada konsep ini, usaha-usaha yang dilakukan adalah merencanakan, mengembangkan serta mengawasi semua kegiatan yang terkait dengan bagaimana data dan informasi bisnis dapat digunakan serta diutilisasi sesuai dengan fungsinya serta tidak disalahgunakan atau bahkan dibocorkan ke pihak-pihak yang tidak berkepentingan.
 
eamanan informasi terdiri dari perlindungan terhadap aspek-aspek berikut:
  1. Confidentiality (kerahasiaan) aspek yang menjamin kerahasiaan data atau informasi, memastikan bahwa informasi hanya dapat diakses oleh orang yang berwenang dan menjamin kerahasiaan data yang dikirim, diterima dan disimpan.
  2. Integrity (integritas) aspek yang menjamin bahwa data tidak dirubah tanpa ada ijin fihak yang berwenang (authorized), menjaga keakuratan dan keutuhan informasi serta metode prosesnya untuk menjamin aspek integrity ini.
  3. Availability (ketersediaan) aspek yang menjamin bahwa data akan tersedia saat dibutuhkan, memastikan user yang berhak dapat menggunakan informasi dan perangkat terkait (aset yang berhubungan bilamana diperlukan).
Keamanan informasi diperoleh dengan mengimplementasi seperangkat alat kontrol yang layak, yang dapat berupa kebijakan-kebijakan, praktek-praktek, prosedur-prosedur, struktur-struktur organisasi dan piranti lunak.
Informasi yang merupakan aset harus dilindungi keamanannya. Keamanan, secara umum diartikan sebagai “quality or state of being secure-to be free from danger”. Untuk menjadi aman adalah dengan cara dilindungi dari musuh dan bahaya. Keamanan bisa dicapai dengan beberapa strategi yang biasa dilakukan secara simultan atau digunakan dalam kombinasi satu dengan yang lainnya. Strategi keamanan informasi memiliki fokus dan dibangun pada masing-masing ke-khusus-annya. Contoh dari tinjauan keamanan informasi adalah:
  • Physical Security yang memfokuskan strategi untuk mengamankan pekerja atau anggota organisasi, aset fisik, dan tempat kerja dari berbagai ancaman meliputi bahaya kebakaran, akses tanpa otorisasi, dan bencana alam.
  • Personal Security yang overlap dengan ‘phisycal security’ dalam melindungi orang-orang dalam organisasi.
  • Operation Security yang memfokuskan strategi untuk mengamankan kemampuan organisasi atau perusahaan untuk bekerja tanpa gangguan.
  • Communications Security yang bertujuan mengamankan media komunikasi, teknologi komunikasi dan isinya, serta kemampuan untuk memanfaatkan alat ini untuk mencapai tujuan organisasi.
  • Network Security yang memfokuskan pada pengamanan peralatan jaringan data organisasi, jaringannya dan isinya, serta kemampuan untuk menggunakan jaringan tersebut dalam memenuhi fungsi komunikasi data organisasi.


Sumber:
http://marinnrin.wordpress.com/2012/11/20/pentingnya-manajemen-kontrol-keamanan- pada-sistem/
http://punyafadly.blogspot.com/2012/11/pentingnya-manajemen-kontrol-keamanan.html